Kesepakatan hitam di atas putih diantara ketiga belah pihak telah di buat. Semua berkas surat-surat penting dan kartu pajak telah terkumpul. Semua telah clear. Tinggal mengurus kepemilikan tanah dan surat-surat perijinan lainnya ke kelurahan. Pak Amin menyingkap lengan baju, lalu memelototi jam tangan di pergelangan tangan kirinya, sembari mengerutkan dahi, seperti para pebisnis lainnnya, yang sangat menghormati arti sebuah waktu."Bagaimana proses selanjutnya?apa sudah bisa di bukukan?""Biasanya kalau berkas-berkas sudah lengkap dilakukan serah terima dahulu di kelurahan atau dirumah Pak Lurah baru kemudian di bukukan. Atau bisa juga di rumah Pak Carik"."Sutiyem kemarin sore ngomong, katanya sekarang ada peraturan baru. Serah terima harus di rumah Pak Carik sekaligus langsung bisa di bukukan. Sekalian bawa saksi-saksi"."Berapa kira-kira saksi yang di perlukan?" Tanya Pak Amin."Nggak banyak Pak, biasanya ya dari pihak pembeli dua orang, dan pihak penjual juga dua orang, itu saja sudah cukup.""Ya sudah! klo begitu, kita bisa ke rumah Pak Carik sekarang?""Ya Pak. Biar semua cepat kelar". Aku ikut apa tidak?" Tanya Mbok Nah. "Yo ikut too nanti jadi saksinya" Lha Cucuku bagaimana? "Lha wong biasane yo ditinggal ke sawah kok. "Ikut juga tak apa, tak ada yang ngelarang kok!" Merekapun berangkat menuju kerumah Pak Carik dengan mengendarai mobil mercy yang di kemudikan Pak Amin. Di dalam mobil meski jalanan terjal dan berliku mereka tak bisa menyembunyikan kegembiraannya karena seumur-umur mereka belum pernah menaiki mobil semewah itu.Toh kalaupun pernah, sepuluh tahun sekali belum tentu kenangan manis itu terulang. Sehingga wajar bila Mbok Nah tak tega melihat Qohar sendirian di rumah, sementara dirinya pergi menikmati ladzatnya dunia dengan menaiki mobil mercy."Kalo kayak gini setiap hari yo enak ya?" Ikut Pak Amin saja, biar nanti bisa naik setiap hari" Trus mangan opo kalo ndak kerjo. "Yo mangan kacane""Walah sampeyan iku lho kelihatan ndeso""Pancen aku wong ndeso, Apa kamu kelihatan orang kota?. "Aku sih bukan orang kota. Tapi walaupun bukan orang kota, tapi aku kan kotangan"kotangan kok di bilangin ke orang-orang." dassar ndesoooo."Lha kamu malah katro, pake sendal kok kebalik. "Yo wis ben.""Pancen nyaman yo naik mobil alus, adem lagi."Memang nyaman." Bukan nyaman, tapi nyuaman!"Tanpa terasa Mbok Nah dan rombongan sampai di rumah Pak Carik. Mobilnya hanya boleh diparkir di pintu gerbang.Oleh tukang kebun, tak di ijinkan mobil masuk ke dalam. Karena masih dalam tahap pembangunan. Di dalam telah ada empat orang pekerja yang tengah mengerjakan pemasangn paving. Memasuki halaman rumahnya yang luas, dipenuhi dengan kandang dan kerangkeng berjeruji besi, berisi burung-burung langka dan binatang-binatang aneh. halaman rumhnya yang luas, hanya di isi dua buah pohon cemara. Sekawanan kera yang menghuni kerangkeng besi tampak kepanasan. Burung-burung dan hewan langka lainnya terlihat mondar-mandir seperti tengah kelaparan. Sekumpulan tupai bersama kancil dijadikan satu kandang berukuran dua kali dua meter, tampak sayu berkerumun di bawah tumpukan rumput kering dan kulit pisang tak pedulikan lagi keduanya dari spesies yang berbeda. menjadi sebuah gambaran, di hari akhir nanti. Diantara manusia satu sama lain tak lagi mengenal. Tinggallah satu misi yang paling utama. Menyelamatkan diri sendiri dari adzab dan siksa yang pedih. Beberapa ekor penyu, spesies langka,binatang, tampak bolak-balik nyemplung ke dasar air yang dangkal. Tak ada langit-langit sejengkalpun yang menaunginya. Miris melihat mahluk-mahluk Tuhan yang tidak berakal itu dalam mengisi kehidupannya. Merana diantara nafsu keserakahan dan kepongahan manusia. Memprihatinkan, jauh dari kesan teduh dan nyaman."Silahkan masuk!". Sapa seorang wanita tua yang juga hendak masuk kerumah, sambil menenteng sekeranjang barang belanja. Begitu mamasuki rumah mereka tertahan di teras depan. Menunggu tuan rumah mempersilahkan masuk terlebih dahulu. Cukup lama berdiri. Kemudian muncul dari balik pintu, seorang perempuan muda yang tengah mengandung. Seperti yang di ketahui, dari kabar yang beredar selama ini di masyarakat. Pak Carik telah menghamili seorang janda muda beranak satu. Sedang Pak Carik sendiri telah berkeluarga dan telah dikaruniai tiga orang anak, yang kini telah beranjak dewasa. Perempuan yang tengah mengandung itu menjadi misteri dengan statusnya yang masih belum jelas. Menambah pekerjaan orang-orang kampung untuk terus bergunjing serta menempatkan objeknya sebagai artis ndeso. "Eeee ada tamu. monggo silahkan duduk." Ucapnya berbasa-basi." Ada perlu sama Pak Carik?"."Ya neng"." Bapak masih di kebun, tadi pagi bawa bibit mahoni dari kelurahan kemarin. Sayang kalau nggak di tanam. Mungkin Bapak sebentar lagi datang. Saya istri barunya tidak tau apa-apa hanya disuruh jaga rumah". Akunya. Sebuah pengakuan yang mampu sejukkan keadaan. Mengunci rapat-rapat sebuah tanda tanya, yang terkadang mengusik sebuah ketenangan. Menyapih akan fitnah dan memutus tali prasangka. Hanya beberapa menit kemudian keluar hidangan. Senampan teh hangat dan beberapa cemilan dalam toples. Pak Carik belum juga datang, Ada lagi seorang tamu, perempuan tengah baya. Tukang jahit pesanan. Menenteng dua buah pakaian. Mencari Bu Carik. "Bu Cariknya ada? "Lagi pergi ke rumah saudara perempuannya. Katanya lagi ada acara mitoni. "Ya sudah. Ini tolong nanti berikan sama Bu Carik, terus bilang. Uangnya sudah pas. Itu saja." Aku pamit dulu". "Ya terimakasih. "sama-sama". Pak Carik pulang dengan mengendarai colt bersama seorang anak laki-laki. "Walah ada tamu rupanya. Tunggu sebentar ya?. pintanya sambil bersalaman." Aku tak salin dulu habis nganter bibit mahoni, masih belepotan. Silahkan di minum dulu tehnya. Pak carik masuk ke dalam rumah. lalu kemudian keluar menemui para tamu. Belum sempat Mbok Nah mengutarakan maksud kedatangan rombongannya. Datang lagi dua orang, sepasang suami istri. Tanpa basa-basi. Mereka mempertanyakan kejelasan status tanah mereka yang baru di belinya setahun yang lalu. Hingga kini belum juga di bukukan. Sementara kartu pajak masih mengatasnamakan pihak penjual. Dengan santainya Pak Carik mampu meredam keadaan. Di suruhnya tamu itu menunggu proses dua bulan lagi. karena dua bulan lagi akan ada pengukuran massal dan pembukuan tanah. Pak Carik lalu menawarkan dua pilihan. Pertama menunggu dua bulan dengan biaya standar atau dalam minggu ini. Tetapi dengan biaya yang lumayan tinggi karena diluar ketentuan. Juga karena untuk biaya warawiri ke kecamatan lalu ke kabupaten. Karena tak ingin terlalu lama menunggu tanpa suatu kepastian. Sepasang suami istri itu memilih pilihan yang kedua. Tak ada yang menginginkan suatu urusan atau permasalahan yang tak berujung. Berlarut-larut dalam dimensi waktu yang tak berkesudahan. Meski dengan jalan berkelok, acapkali menjadi pilihan. Dari pada harus menanti sesuatu yang tidak pasti. Tak ingin menunggu proses terlalu lama seperti yang sudah-sudah. Kepada Mbok Nah, Pak Amin mengutarakan keinginannya, mengurus kepemilikan tanah dengan cara yang secepatnya. Seperti halnya dua orang itu meski dengan cara mengeluarkan biaya yang berlipat. Sebagai orang tua yang tak tau duduk perkaranya Ia hanya bisa mengiyakan. Meski hatinya nggerundel, batinnya berkecamuk. Ingin rasanya protes, mempertanyakan tata cara yang terkesan di persulit tetapi apa boleh buat. Orang kecil macam Mbok Nah hanya bisa pasrah dengan kenyataan. Hanya bagi orang yang kurang mampu. Memilih harga standar tetapi memakan waktu lama. Dari pada harus dengan proses cepat tetapi dengan biaya berlipat..
bSelama berabad-abad Bangsa ini pernah di jajah, dan kini telah merdeka, walau hanya formalitas belaka. Kemerdekaan itu bagi orang-orang pinggiran, kaum marjinal. Masih sebatas hanya dalam dunia mimpi.Bangsa ini tak akan lekang oleh penjajahan, penjajahan oleh sebangsanya sendiri. Para penjajah merancang undang-undang yang sekiranya bisa di langgarnya.Satu bentuk penjajahan yang mengusik ketenangan Mbok Nah adalah adanya peraturan yang di kotak-kotakkan, Sengaja dibuat rumit oleh pihak pemerintah Desa, mengurus suatu permasalahan bisa dengan jalur cepat bagi orang-orang berduit dan jalur lambat bagi orang-orang yang tidak mampu. Serta proseduralnya yang di persulit.Semua itu bisa di permudah. Tapi entah kenapa semua urusan yang bernilai sepele itu di buat sulit dan sengaja menyulapnya menjadi mesin rupiah.. Meski telah renta di makan usia, Mbok Nah tak habis semangat juangnya. Muncul benih-benih perjuangan untuk menguak ketidak adilan, ghirah itu semakin berkobar di dadanya.Tak tau harus bagaimana. bukan berarti habis akal. ia berusaha mencari jalan keluar meski itu jalan konyol. Ia tak habis pikir. Mengapa orang-orang yang mengaku mendedikasikan dirinya sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat desa. Justru bermain topeng, dan mempermainkan jati dirinya. Untuk apa semua itu?. Tak bisakah mereka hargai orang-orang terdahulu di dalam merebut kemerdekaan. Mereka relakan jasadnya menjadi korban keganasan perang. Harus membayar dengan bentangan jutaan mayat, harus merelakan ceceran darah di sepanjang jalan sebagai tumbal kemerdekaan.Dalam kemelut galau di hatinya, Mbok Nah pergi ke rumah Mbok Karmini, adik dari suaminya, kang karta. Ia mencari keponakannya, Mansur. Setahun lalu Mansur telah merampungkan studynya. Anak bungsu dari Mbok Karmini itu kini melanjutkan sekolahnya di TBS Kudus dengan beasiswa penuh dari pemerintah."Mini....?""Ya Mbakyu ada apa?""Nyari Mansur, dimana dia sekarang?""Lagi ngirim Pakne ke sawah.""Nanti suruh ke rumahku ya?""Ada apa?""Ada kejutan dan makan enak.""Tenane? yo wis nanti tak suruh ke rumahmu." Tak lama kemudian, mansur datang menyambangi rumah Mbok Nah. Di teras hanya ada Qohar yang tengah asyik bermain dengan kura-kuranya."Qohar! simbahmu di mana?.""Di dapur lagi masak." Tanpa di perintah, kemudian Qohar segera berlari menuju dapur."Maknyak ada paklek mansur." "Ya. Suruh masuk. Aku tak cuci tangan dulu."Di kesempatan yang sempit, di saat Qohar pergi ke dapur. Mansur dengan cekatan mengerjainya. Di ambilnya kura-kura dan memasukkannya ke dalam kantong celananya. "Silahkan masuk paklek?"Lalu Qohar kembali ke teras. Kaget. Kura-kuranya tak ada di dalam ember. Di longoknya setiap sudut kayu bakar di samping rumah, di bawah kursi. Tak juga di dapatinya. Wajah Qohar terlihat semakin memerah, tak dapat di sembunyikan lagi Ia bingung harus mencari kemana.Segala arah dan tempat telah di perhatikan dengan seksama. Namun tak juga di temukan kura-kura kesayangannya."Kura-kuraku kemana?". pikirnya dalam hati. Lalu menanyakannya pada pakleknya. "Paklek tau, dimana kura-kuraku ?.""Kau tanya Aku. Aku tanya siapa?"timpal Mansur balik bertanya."Maknyak. Kura-kuraku hilang, Tolong carikan maknyak." teriaknya dengan suara parau.
Lalu Mbok Nah keluar rumah. Tanpa sepengetahuan Qohar, Mansur memperlihatkan kura-kura dan memberikannya pada Mbok Nah. Kemudian dengan santainya Mbok Nah menyuruh Qohar mengambilkan sesuatu. "Paklek ambilkan pisang dulu di dapur, sama kolak nangkanya. Biar kura-kuranya Maknyak yang cari."Dengan cekatan Qohar mengambilkan suguhan buat Mansur. Lalu segera menghampiri Mbok yang telah terlebih dulu bermain dengan kura-kuranya. di atas dipan di teras depan."Lho kok bisa ketemu Maknyak?""Masa nggak bisa!""Masa bisa ketemu, wong tadinya tak cari-cari tak ada.""Lha wong kenyataannya bisa kok. Sudah sana main lagi. Aku tak sinau sama Mansur. Jangan ganggu Maknyak!"Mbok Nah ke ruang tamu menemui keponakannya, dan menyodorkan dua lembar kertas dan ballpoint pada Mansur. Ia perintahkan Mansur untuk menulis dan Mbok Nah sendiri yang mendikte."Untuk apa Bu Dhe?""Di gawe pepeleng!""Pepeleng nopo?""Poko'e ono gunane."Mbok Nah mulai mendikte.Manungso sing becik iku gampangan lan amrih nggampangake perkoro. Ora seneng gawe mungkar lan olo. Wong sing gawe angele perkoro iku ora bedo karo njajah sedulure dewe. Luwih tega tinimbang perilakune kewan sing buas. Manungso iku kudu ono bedo karo kewan. Opo ora kepikiran? mbiyen tanah iki di jajah pirang-pirang tahun.ngente'ake korban ora itungan. Wong tuo-tuo mbiyen berjuang ngelawan penjajah, kanti tujuan kepingin urip merdeko lan mulyo. Saiki wes merdeko, tapi malah sedulure tego jajah sedulure dewe. Urip koyo ora ono aturan. Tinda'e sewenang-wenang koyo kewan. Ilingo kabeh! kowe poro perangkat deso. Ora nganti sak abad nyawamu kumantil. Kowe kabeh bakal mati. Mbaur karo lemah.tulisan itu selesai ditulis, dan mansurpun pulang. Siang itu meski terik matahari tepat di atas ubun-ubun. Tak menyurutkan niat Mbok Nah untuk pergi ke kelurahan, Sekedar menempelkan selembar kertas di papan pengumuman Bale Desa. Perjalanan dari rumah ke Bale Desa cukup jauh, jaraknya enam kilo meter. Butuh waktu hingga dua jam perjalanan, pulang pergi. Qohar siang itu tengah asik bermain dengan kura-kura tak terlalu merisaukan kepergian neneknya. Qohar mengira neneknya pergi ke sawah seperti biasanya. Waktu berlalu terasa seperti kilatan petir. Terasa cepat, dunia berdzikr kepada sang khalik. Siang berganti malam dan seterusnya. Hingga sandiwara ini usai. Para penghuni di dalamnya kian terlena, meski bukti kekuasannya kian kentara terasa. Seakan pupus semua tabir yang ada. Tinggallah bukti nyata yang selalu hadir di tengah-tengah kebimbangan. Namun terkadang, itu semua datang tanpa disadari dan di tafakuri. Esok harinya pak RT datang ke rumah menemui Mbok Nah. Ia menyodorkan sepucuk surat berisi pemanggilan dirinya dari kelurahan. Dengan diringi pertanyaan sengit dari Pak RT."Mbok! Sampeyan wingi ke kelurahan iku ngopo?kok kabare jare gawe ele'e Deso. Wes tuo mbok yao ngilingi tuane. Di akeh-akehno olehe ngaji. Ora soyo di tambah ngajine, kok malah ele'e seng soyo ndadi.Ngisin-ngisini kampunge dewe." "Opo Aku wingi wudo ning tengah ndalan, kok ngisin-ngisini.""Ambuh pikiren dewe!""Oooo sontoloyo!" Selama ini Ia merasa apa yang telah di lakukannya adalah haq. Sekedar ingin mengingatkan para perangkat Desa. Bahwa kedzaliman sebenarnya tidaklah pantas sebagai pakaian manusia. tak tau pasti untuk apa dirinya di undang ke bale desa pak rt hanya menyodorkan sep surat undangan tanpa memberi tahu lebih jelas ihwal und itu berisi apa dari wajah nya hanya terlihat semburat wajah sinis dan kecut utk di rasakannya. pak rt hanya berkelakar dan menyuruhnya ke ke kelurahan besok pagi
Kurang.
Siang itu meski terik mentari
Waktu berlalu terasa seperti kilatan petir. Terasa cepat, dunia berdzikr kepada sang khalik. Siang berganti malam dan seterusnya. Hingga sandiwara ini usai. Para penghuni di dalamnya kian terlena, meski bukti kekuasannya kian kentara terasa. Seakan pupus semua tabir yang ada. Tinggallah bukti nyata yang selalu hadir di tengah-tengah kebimbangan. Namun terkadang, itu semua datang tanpa disadari dan di tafakuri.Esok harinya pak RT datang ke rumah menemui Mbok Nah. Ia menyodorkan sepucuk surat berisi pemanggilan dirinya dari kelurahan. Dengan diringi pertanyaan sengit dari Pak RT."Mbok! Sampeyan wingi ke kelurahan iku ngopo?kok kabare jare gawe ele'e Deso. Wes tuo mbok yao ngilingi tuane. Di akeh-akehno olehe ngaji. Ora soyo di tambah ngajine, kok malah ele'e seng soyo ndadi.Ngisin-ngisini kampunge dewe.""Opo Aku wingi wudo ning tengah ndalan, kok ngisin-ngisini.""Ambuh pikiren dewe!""Oooo sontoloyo!" Selama ini Ia merasa apa yang telah di lakukannya adalah haq. Sekedar ingin mengingatkan para perangkat Desa. Bahwa kedzaliman sebenarnya tidaklah pantas sebagai pakaian manusia. Tak tau pasti untuk apa dirinya di undang ke Balai Desa Pak RT hanya menyodorkan sepucuk surat undangan, tanpa memberi tahu lebih jelas, ihwal undangan itu berisi apa. Dari wajahnya hanya terlihat semburat wajah sinis dan kecut. Pak RT hanya berkelakar dan menyuruhnya ke Kelurahan besok pagi.. Tak ingin di cap sebagai Warga Negara yang membangkang atau mungkin penghiahat Bangsa. Ia penuhi undangan ke Kelurahan. Tak ada yang di risaukan, tak ada sesuatu hal yang ganjil atau firasat apapun. Tapi pagi itu Qohar seperti tidak merelakan kepergian neneknya ke Kelurahan. Dari kedua bola matanya, menetes perlahan bulir-bulir air mata. Seakan bocah kecil itu tau, apa yang akan terjadi nanti. Seketika itu juga Qohar meratap, menangis meminta agar dirinya di ijinkan ikut ke Kelurahan. Dengan berat hati Neneknya mengijinkan Qohar ikut ke Kelurahan. Di sepanjang jalan Ia ceritakan tentang kepahlawanan seorang wanita, Ratu Kalinyamat. Bagi anak muda, jarak enam kilo meter tidaklah terlalu jauh untuk di tempuh. Tapi bagi seorang nenek renta, yang telah berusia kepala tujuh, jarak enam kilo meter itu terasa berlipat-lipat jauhnya. Apalagi jalanan berliku dan naik turun. Dua kilo meter jalanan telah di tempuh Mbok Nah sudah mulai letih. Keringat-keringatnya yang seukuran biji jagung mulai menampakkan diri. Separuh baju di punggungnya mulai basah oleh biang keringat. Tapi Qohar masih menikmati perjalanan. Di sa'at rasa letih kian menyerang ada sebuah bangku kayu di pinggir jalan, tempat nongkrong anak-anak muda, kosong tak berpenghuni, Suatu kebetulan. Lumayan, Mbok Nah dan Qohar bisa istirahat sebentar, Duduk selonjor diatas bangku lalu mengeluarkan sebotol minuman dari balik selendangnya."Alhamdulillah". kamu tidak minum?. nggak nyak!".kembali perjalanan di lanjutkan. Belum sampai setengah perjalanan pikirannya mulai di hantui rasa khawatr. Ia renungkan apa yang akan terjadi nanti pada dirinya. Akankah orang-orang lingkaran Kelurahan tega menganiaya dan mendzalimi seorang perempuan tua nan lemah seperti dirinya?. Hanya pasrah kepada tuhan yang bisa Ia lakukan. "Yaa Allah ya tuhanku. Mati hidupku adalah hak Mu. Apa yang akan terjadi nanti semoga Aku bisa terima. Aku pasrah.pintanya dalam hati.Di depan balai Desa telah berjajar puluhan sepeda motor, sepeda pedal hanya terhitung dengan hitungan jari. Rupanya seluruh ketua RT/RW dan semua perangkat desa juga di undang, mereka telah hadir menunggu kedatangannya. Memasuki serambi/halm Balai Desa tanpa sepatah katapun basa-basi yang mereka ucapkan. Sekali, sapaan itu terdengar serasa menyayat hati, dan menggores leher. "Jadi ini rupanya, orang yang telah mempermalukan Desa kita.". ucap pak Carik, nerocos begitu saja. "Dulu aku di ajari falsafah hidup darinya. Tapi setelah tau sifat aslinya, Aku sudah tidak percaya lagi dengan kata-kata maupun petuahnya." Celetuk pak Marzuki, yang tengah menjabat sebagai Modin Desa, tetangga sawah. Emosi perempuan tua itu tertahan ia terima kesumat-kesumat yang di muntahkan begitu saja. Tak terpancing sama sekali. Tak sepatah kata yang terucap walau hakikatnya hati dan perasaannya seperti tersambar petir. Salah seorang perangkat desa, masih muda dengan gayanya yang di buat-buat. Mempersilahkan duduk terlebih dahulu."Monggo mbah. duduk dulu. Pak Lurah masih melayani banyak orang . Seorang perangkat desa yang masih muda itu mengelu-elukan kesibukan pak lurah. pada hal mbok Nah tau sendiri dan telah menjadi rahasia umum. Jika pelayanan di balai desa tak pernah genap setengah hari. karena minimnya orang-orang yang berurusan dengan balai desa. mereka enggan mengurus surat-surat ke balai desa karena urusannya bisa tambah runyam dan terkesan berbelit-belit. Masyarakat lebih memilih jalur instan dari pada harus warawiri ke balai desa dan ke kecamatan itupun urusan belum tentu kelar dalam sehari dua hari tapi bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan. jarang sekali penduduk desa yang membuat ktp. dalam sehari pihak bale desa melayani puluhan orang itu bararti telah mencapai rekor tersendiri. "Mbah!perlu saya beri tahu yaa? bahwa setiap ada masalah maupun keperluan warga. Pihak pemerintah Desa selalu mempermudah urusan, bahkan kalau perlu sampai tengah malam sekalipun.24 jam nonstop melayani dengan sepenuh hati. Mbah kalau nggak setuju dengan program-program Desa. bilang saja langsung pada pak carik.jangan nulis seperti itu.kan malah tambah ruwet urusannya. tak ada jawaban dari kedua bibirnya yang kelu seperti kehabisan pasokan darah. darah yang semula mengalir deras dengan detak jantung yang gelagapan seolah terhenti.tangan dan kakinya berkeringat dingin. hati. hanya didalam hatinya ia berdialog dengan Tuhan, memohon ampun dan pertolongan darinya. sementara cucu satu-satunya semakin merapatkan gayutan di ujung selendangnya. wujud dari sebuah kekhawatiran. seperti dua sisi mata uang keterikatan batin antara qohar dan neneknya. melihat neneknya diperlakukan kasar oleh orang-orang yang tak begitu di kenalnya. tak kuasa ia sembunyikn kepedihan batin ada semacam weruh sedurunge winara. tau apa yang tersimpan di benak neneknya.tapi ia hanyalah seorang bocah dengan dunianya yang teduh, jernih tanpa keserakahan nafsu dan birahi.diam hanya bsa diam dihantui rasatakut, diliputi tanda tanya besar.atas ucapan dan gelagat kasar sebagian perangkat desa kepada neneknya. pelan dan pasti di kedua pipinya yang putih bersih basah oleh air mata. suasana hening diliputi pasang-pasang mata yang kosong terisi nafsu dan keberingasan.semakin terlihat jelas topeng-topeng diwajah sebagian perangkat desa yang awalnya memandang biasa mendadak terlihat geram, beringas dengan tatapan mata seolah berwarna merah darah.darah memenuhi bola matanya dan menjelma menjadi iblis.tiba waktunya mbok Nah dipanggil pak lurah.didalam telah berjajar empat orang , berdiri disamping kanan dan kiri.mbok Nah tak menyangka jika ia akan di interogasi lima orang penting di kelurahan. ia baru menyadari jika dirinya ternyata akan disidang karena ulahnya tempo hari. silahkan duduk di tengah.perintah seorangggg diapit empat orang di kanan kirinya. mb beradu arah berhadapan langsung dg pk lurah.disampingnya,qohar mendekap erat2tubuh neneknya.sidang belum juga di mulai suasana heningsejenak. pasang2mata keempat perangkat disisi kanan dan kirinya. terpaku tajam ke arah dua orang yang hakikatnya tdk berdaya. menyiratkan sebuah rasa sinis berbalut benci, raut mukanya mendadak memerah, menyeruak bintik-bintik benih kedengkian. semakin terlihat kentara lingkaran nafsu yang merapat. seolah-olah Mbok Nah adalah objek, orang yang patut disalahkn atau bahkan kalau perlu didzalimi sekalian,mbok Nah mencoba tersenyum sebagai usaha terakhir menolak kenyataan.meski batinnya ingin berteriak dan memberontak.senyum yang dipaksakan itu lalu berhenti pada gerak bibir seperti orang yang hendak menangis. Mbok sampeyan ini sudah tua. kok malah neko-neko nulis kayak gini.siapa yang nyuruh. akal-akalannya siapa? tidak ada yang nyuruh.aku hanya berniat ingin mengingtkan pemrnth desa. agar selalu mempermudah urusan bukan malah mempersulit.mb berusaha tegar dan tetap bersikukuh pada pendiriannya.bahwa ia hanya sekedar ingn mengingatkan dari sebagian para perangkat desa yang entah berapa kali melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yg lemah, orang yang buta tentang pemerintahan seperti dirinya.mb itu memang sudah aturan dari pemerintah pusat.memangnya simbah itu siapa kok beran-beraninya protes ke kelurahan.mb sampeyan belum tau saya ini siapa?....sebuah keakuan atau bisa jadi sebuah kepongahan dari seorang lurah .wujudnyata suatu pembangkangan yang bermetamorfosa pada keakuan diri. yang sejujurnya justru ia sendiri merasa terbebani atas diri sendiri..yang pada hakikatnya ia berlindung di dlmnya. berlindung dari kesalahan ,berlindung dari kealpaan. satu bentuk kesengajaan spontan yang di dasari perlindungan diri.kesadaran diri sbg pelayn masyarakat yg pantas mendapat protes dan peringatan dari masyarakat. terkadang sirna begitu saja tergantikan sifat lahiriyah manusia serakah, pongah dan berkacak pinggang manakala kekuasaan berada dalam genggaman. seringkali kata-kata keakuan itu digunakan orang-orang atasan ataupun para pejabat di berbagai bidang keilmuan dan pekerjaan. utk melindungi kesalahan itu sendiri. .sambung seorang pejabat yg lain.s
Mbok sampeyan ini sudah tua. kok malah neko-neko nulis kayak gini.siapa yang nyuruh. akal-akalannya siapa? tidak ada yang nyuruh.aku hanya berniat ingin mengingtkan pemrnth desa. agar selalu mempermudah urusan bukan malah mempersulit.mb berusaha tegar dan tetap bersikukuh pada pendiriannya.bahwa ia hanya sekedar ingn mengingatkan dari sebagian para perangkat desa yang entah berapa kali melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yg lemah, orang yang buta tentang pemerintahan seperti dirinya.mb itu memang sudah aturan dari pemerintah pusat.memangnya simbah itu siapa kok beran-beraninya protes ke kelurahan.mb sampeyan belum tau saya ini siapa?....sebuah keakuan atau bisa jadi sebuah kepongahan dari seorang lurah .wujudnyata suatu pembangkangan yang bermetamorfosa pada keakuan diri. yang sejujurnya justru ia sendiri merasa terbebani atas diri sendiri..yang pada hakikatnya ia berlindung di dlmnya. berlindung dari kesalahan ,berlindung dari kealpaan. satu bentuk kesengajaan spontan yang di dasari perlindungan diri.kesadaran diri sbg pelayn masyarakat yg pantas mendapat protes dan peringatan dari masyarakat. terkadang sirna begitu saja tergantikan sifat lahiriyah yang senantiasa serakah, pongah dan merasa hebat manakala kekuasaan berada dalam genggaman. seringkali kata-kata keakuan itu digunakan orang-orang atasan ataupun para pejabat di berbagai bidang keilmuan dan pekerjaan. utk melindungi kesalahan itu sendiri. mb tlg jawab yang jujur.siapa dalang di balik semua ini?di bayar berapa mb?.semenjak jadi makelar tanah untuk org china kaan?.sambung seorang pejabat yg lain.menambahkan.takadahubungannya sama sekali. aku ra kedanan duit. aku tdk percaya. sebg perempuan tua walau sekuat apapun ia takkan pernah bisa menandingi kekuatan2 lawan yg berlipat2 secara dzahir ia lemah dan tdk berdaya menghadapi sekumpulan harimau yg sewaktu2 tiba2 menyerang dan menerkamnya.ia kalah dan mengalah pada kepasrahannya.tanpa terasa air matanya meleleh setetes demi setetes dari kedua bola matanya yg cekung dan berkerut.mewakili perihnya bathin. lebih sakit dari pada terputusnya urat2syaraf.lebih terluka dari perpisahan ruh dan jasad. meski raganya seperti masih tersisa serpihan2 kekuatan untuk menghadapi pertanyaan2konyol. tak bisa di pungkiri, tak kuasa untuk di sembunyikan lagi jiwanya melemah seperti musnah daya dan upaya. ibarat kuli panggul yang tdk kuasa lagi menahan beban di luar kemampuannya.menanggung beban yg sedemikian berat diperlukan pancaran sinar kekuatan .tapi hari itu tak seberkas sinarpun yang datang berpihak padanya.diatas bangku, kursi panjang yang bisa memuat 34orang .mb duduk terdiam dengan kepala menunduk, disampingnya Qoh mulai merasakan getar2 kekhawatirarn berselimut takut. wajah culunnya yang putih bersih sejernih embun di pagi hari tak henti2nya memandangi wajah sendu neneknya. rautmuka yang mulai di hiasi kesedihan.kedua tangannya masih bergelayut di ujung selendangnya yang mulai lusuh oleh keringat dengan sesekali memegangi erat2 kedua tangan neneknya. tangannya dingin seperti habis pasokan darah untuk mengaliri seluruh ujung jari2nya.dadanya naik turun menahan nafas yang tiba2mendadak terasa berat.di dlm hatinya tiada henti melafadkan istigfar memohon ampun kpd tuhan yg maha pemurah.mbah memangnya dg air mata dan tangisan kami bisa kasihan begitu. begitu mudahnya kata2 itu terlontar begitu saja satu bentuk pengakuan yang tiada di sadari telah menguak kebobrokan sendiri sebagaimanusia. yang telah hilang dari rasa dan karsa. satu bentuk metamorfosa tanah dan kelak akan kembali ke tanah .yang lembut,sejuk,dan tawadu' satu bentuk pengingkaran, menafikan diri sbg insan yang sjatinya teduh dan bersahaja..merasa sejajar dg iblis hingga hilang rasa dari dalam jiwa. rasa cinta kasih diantara sesama manusia.jawab mbah.bentak seorang yang berdiri di samping kanan sambil menggedor2meja. maknyak. teriak qohr spontan dg menangs histeris. tangis satu ungkapan kesedihan dan kekecewaan yg mendalam atas sikap salah seorg prgkp desa. tangis itu lalu tertahan pada nafas yang terburai.terputus2lalu berhenti.sebentar saja.takpernah terlalu lama qohar menangis.tak ada lagi rasa belas kasihan yang tercecer dari pak lurah. seusai tangis qohar terhenti. diambilnya kertas yang berisi tulisan tempo hari lalu di kibaskan ke muka qohar.dg keras. qohar menahan sakit dengan meringis dan terdiam tanpa sepatah katapun yang terucap.. tak puas dg satu bentuk penghinaan. pak lurah menambahkan kata2 sinis,menyakitkan.kok malah diam .nggak nangis lagi?. kata2 itu terasa pahit dan seolah mampu menyulap telinga mjd merah. penuh oleh darah..anda ini sudah jelas2 dinyatakan bersalah mb.?.ucap salah seorg pergkt desa yg lain .seperti manusia yang tak pernah khilaf .orang2di pem desa langsung memvonis tanpa melihat duduk perkaranya secara obyektif.kita bawa saja ke pihak yang berwenang.celetuk yang lain.tetap pada pendiriannya meski di rayu, diteror.tak sepatah katapun kata2nya yang mengembang.beribu2detik pr yg telah renta itu di interogasi tak juga menemukan hasil yang di harapkan. lalu mb di suruh keluar dari ruangn. ya sudah klo begitu mb ikut kami.dua org itu membw mb ke dlm ruangn tertutup. di dlm kamar yg lebih mirip dg kandg kambng dipenuhi kertas2lusuh koran bekas dan kursi meja yang rapuh dg kaki penyangga yg mulai ganji. tumpukan kursi2 yg telah usang itu memenuhi ruangn hingga langt2 di pojok kamar.belum sempt bernafs lega di ruangn pengp itu.datang dua org pergk yg lain dg mimik serius menunggui dan menginterogasi ulang dg di tambhkn beberapa pertanyaan yang dianggap oleh pihak pem desa belum tuntas. belum menemukan sepenuhnya kejelasan dan titik terang.mb semau ini pasti ada yg mendalangi.siapa mb yg mendlngi?.mb tinggal jawab yg jujur kalau ingin bebas.tak tahanlagi menghadapi kedaliman dan kemunafikan.mb mencoba ngawur dg menjawab seadanya meski sebenarnya sama sekali tak ada yg mendalangi.mb sempt tergagap sebelum terucap sebuah jawabn yg ngawur.orang2china.kenapa mb mau diperbudak?krn ketidak adilan jawab mb sekenanya.ketidak adln spt apa? aku tdk tau.lelaki tua yang tinggi spt tiang listrik itu diam sejenak.lalu bertanya lagi.mbah menempelkn tulisan ini kekelurahn sendirian bukan? dahinya berkerut sementara Mbok Nah sendiri diam, tak ada jawaban.dibayar berapa mb melakukan semua ini?sambungnya. Aku tidak dibayar dan tak ingin di bayar. Uang dan perhiasanku sudah lebih dari cukup untuk membiayaiku seumur hidup. Ya sudah Simbah disini dulu, menunggu kebijakan dari pak lurah. Dua org itupun pergi meninggalkan ruangan.lalu menutup pintu dari luar dan menguncinya rapat-rapat.
rapat ampe takbir ampe ngambil kayu.
sebenarnya sama sekali tak ada yg mendalangi. Mbok Nah sempat tergagap sebelum terucap sebuah jawaban yang ngawur."orang-orang china" "Kenapa Sampeyan mau diperbudak?" Karena ketidak adilan" Jawab Mbok Nah sekenanya. Ketidak adilan seperti apa?" Timpalnya dengan wajah geram dan matanya melotot. "Aku tidak tahu". Lelaki tua yang tinggi seperti tiang listrik itu diam sejenak, lalu bertanya lagi. Sampeyan menempelkan tulisan ini kekelurahan sendirian, bukan?" Dahinya berkerut. Sementara Mbok Nah sendiri diam, tak ada jawaban. Nafasnya tiba-tiba serasa sesak. Kedua mulutnya seolah terkunci, sekujur tubuhnya mendadak dingin, kehilangan daya tahan tubuh. Seperi seorang prajurit yang terpojok, dikepung oleh segerombolan musuh-musuhnya. Ia hanyalah seorang perempuan rapuh termakan usia ibarat pohon pisang, remah. Sebentuk pohon pisang kering ditengah-tengah gurun pasir, sekali di terpa angin akan rubuh seketika. Perempuan, sebuah maha karya sebentuk estetika dari tuhan penjelmaan dari iga seorang Adam yang tipis dan bengkok. Sekali di luruskan ia akan patah, rapuh. Ia hanya bisa di luruskan dengan keris, keris estetika. Berlandaskan nilai sebuah rasa peri kemanusiaan. Yaitu pedang perasaan. Meski menghadapi manusia-manusia konyol, Ia sendiri merasa kuat untuk menghadapi sebuah kenyataan. Tapi ia sendiri tak kuasa melawan keadaan dan menghindari satu kenyataan. Bahwa sebenarnya ia juga rapuh. "Dibayar berapa Sampeyan melakukan semua ini?" Sambungnya. "Aku tidak dibayar dan tak ingin di bayar. Uang dan perhiasanku sudah lebih dari cukup untuk membiayaiku seumur hidup." Yo wis kalau begitu, Sampeyan disini dulu, menunggu kebijakan dari pak Lurah. Dua orang itupun pergi meninggalkan ruangan, lalu menutup pintu dari luar dan menguncinya rapat-rapat.. )Tiada kepastian sampai kapan kebijakan itu selesai di buat. Berjam-jam menunggu sebuah jawaban tanpa kepastian. )Seperti menantikan sebuah pencarian sebutir garam di tengah-tengah lautan. Menunggu dan menunggu dengan harap-harap cemas, dalam kisaran waktu yang terus berlalu. Dari bibirnya yang kering mengeriput tak henti-hentinya melafadkan kalimah istigfar, satu bentuk perwujudan existensi pengakuan diri, sebagai bagian dari mahallul khoto' wannisyan. Seorang manusia yang takkan kuasa menghindari kesalahan dan kekhilafan.. )jenuh, bosan berselimut takut membaur menjadi satu. Qohar merengek,meminta agar dirinya segera di pulangkan, kedua matanya berkaca-kaca namun akhirnya ia bisa memahami setelah neneknya memberikn sebuah isyarat. Sesenggukan tangis kecil mengisi kesunyian. Karena terlalu lama menangis, akhirnya terhenti pada satu titik kelemahan. Kekuatan dalam diri seperti menghilang, seiring perlahan terkurasnya airmata. Lambat laun air mata yang membasahi kedua pipinya yang putih bersih mengering. Tanpa disadari, ia lalu tertidur di pelukan neneknya. )Allahu akbar Allahu akbar.... Terdengar alunan suara adzan Ashar. Adzan yang senantiasa mengawal perputaran matahari dan rembulan serta jutaan planet-planet diangkasa raya hingga akhir zaman itu menyentakkan bathin Mbok Nah. Waktu shalat dhuhur telah berlalu, berganti waktu ashar. Waktu dimana matahari mulai condong kearah barat. Belum sempat menjalankan shalat dhuhur, kini telah berganti saatnya shalat ashar. Shalat, satu bentuk persembahan baginya, satu bentuk rasa terima kasihnya telah ia abaikan. Ia merasa telah berhutang kepada sang khalik. Karena hingga detik ini, ia masih bisa mengecap kehidupan. Merasakan nikmatnya umur panjang, masih bisa bernafas sepuasnya tanpa harus mengeluarkn gemerincing rupiah. Ia diberi ujian hidup karena itu adalah satu bukti dari kecintaannya. Tapi semua itu belum bisa ia balas walau hanya berkorban beberapa menit lamanya, mendirikan tiang agama berupa shalat. )Ia hanya bisa berdzikir, melafadzkan asma-asma nya yang mampu menyejukkan kalbu kala di dera seribu permasalahan. Kepada Tuhan, ia mengadu. Ya Allah. Sekiranya engkau buka mata hati mereka. Engkau lunakkan dan bersihkan hatinya. Niscaya akan kutambah ketaatanku padamu Ya Rabb. Qohar terbangun dari tidurnya, ia kebelet ingin kencing. Tanpa pikir panjang Mbok Nah mengambil plastik bekas yang terserak di lantai untuk menampung air seninya. Lalu menaruhnya di dalam laci di sebuah meja yang telah lusuh oleh debu yang menumpuk. Senyumpun mengembang menghiasi wajah dua insan yang terpaut puluhan tahun lamanya. Mereka terhibur sejenak oleh ulahnya sendiri. Selang beberapa menit setelah terdengar iqamah shalat ashar di kumandangkan Mbok Nah dan Qohar di keluarkan dari ruangan yang pengap.lebih bersih dan terawat dari kandang sapi. Diluar ternyata lengang, berselimut sepi. Tak seperti apa yang terbayang di benaknya. Di luar hanya tinggal beberapa orang yang masih setia menunggui bale desa. Dengan nada kecut, salah seorang perangkat desa itupun mempersilahkan pulang. Mbah !berdasarkan kebijakan dari pak Lurah dan semua perangkat desa. Setelah di musyawarahkan dengan matang-matang sampean sudah terbukti melakukan banyak kesalahan. Tapi karena adanya kemurahan dari pak lurah sampeyan sekarang sudah di perbolehkn pulang, dengan catatan jangan mengumbar permasalahn ini ke masyarakat, apalagi melaporkan peristiwa ini ke kepolisian. Kalo sampai masalah ini di ketahui oleh polisi maka rumah tanah sampeyan akan habis untuk membiyai masalah ini. Perlu sampeyan tahu, kemarin di desa tetangga. Seorang ibu muda kehilangan rumah, tanah dan tambak ikannya hanya karena untuk membiayai pengadilan. Di sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya terucap rasa syukur ke hadirat Ilahi. Dipeluknya tubuh cucu satu-satunya erat-erat lalu menciumi wajahnya yang sendu dengan berurai air mata. Ia pulang dengan membawa serpihan semangat dan secercah asa yang tersisa." Maknyak kan tidak salah. kenapa orang-orang di balai desa bilang maknyak itu bersalah? Tanyanya penuh slidik. "Sudah, sudah jangan diingat-ingat" Larangnya, berusaha untuk melupakan peristiwa barusan. "Kenapa sampai di hukum di kamar, terus di kunci?" Qohar makin bertambah penasaran dan ingin tahu duduk perkaranya. "Biarlah, Allah nanti yang akan membalas" Maknyak tidak salah kan?" Rasa keingintahuannya seakan tak bisa di bendung lagi. "Qohar! kamu makan tidak cukup hanya dengan nasi dan sambel, masih perlu lauk yang lain kaan?. Ujarnya bermetafor.Qohar mengangguk sambil tersenyum. Kita hidup di dunia jangan hanya memandang salah dan benar. hitam dan putih. Jadilah engkau cucu yang baik, yang bisa kuandalkan kelak. Jangan terbiasa memandang hidup ini antara salah dan benarnya. Apabila kau melihat seseorang yang berbuat kemungkaran dan maksiat, belum tentu orang itu salah atau benar. Kita harus terlebih dahulu memahami latar belakang seseorang melakukan semua itu, dan juga tahu persis apa maksud dan tujuannya. Jangan pernah kamu bertindak gegabah, lantas menghakimi, itu berarti kamu mengabaikan tuhanmu dengan berbuat sewenang-wenang sama halnya bertindak sebagai Tuhan. Dan lebih dari itu, artinya merebut hak-hak tuhan. Jadilah engkau manusia sederhana, berada di jalur tengah. Cintai semua orang, semua manusia, semua mahluk Tuhan. Bahkan kalau perlu, cintai orang-orang kafir seperti nabi Muhammad mencintai pamannya Abu thalib. Bahkan orang-orang yahudi sekalipun. Meski mereka telah di nash dalam kitab sebagai kaum pemberontak. Begitulah pesan dari kh. Idris. Sampai dirumah, Mbok Nah langsung mengambil beras lalu mencucinya. sore itu ia merebus air dan menanak nasi. Kemudian mengambil air wudhu dan mendirikan shalat ashar. Qohar tak diperintahkan utk mendirikan shalat, ia hanya di suruh belanja keperluan dapur ke rumah bu maryam. Selesai shalat lalu ke dapur, menyiapkan lauk pauk untuk makan malam. Ketika hendak mengambil nasi dari periuk tiba-tiba tubuhnya lemas. Ia pun terduduk lunglai di atas kursi kecil di depan tungku. Sekujur tubuhnya menggigil kedinginan meski di dekat tungku perapian yang masih membara. bara api yang masih membara itu agaknya tak mampu menghangatkan tubuhnya yang di landa kedinginan, lahir dan bathin. Sementara di kepalanya mulai terasa pusing, panas demam, di sertai ngilu di kedua lututnya. Ia menyangka, mungkin dirinya hanya masuk angin. Ia lalu beranjak ke tempat tidur kemudian menyuruh qohar ngerokin punggungnya. Hingga beberapa menit setelah di kerokin punggungnya, tak di rasakan perubahan yang berarti. Sekujur tubuhnya semakin terasa bertambah panas, kepalanya serasa berat. hanya bisa tergolek lemas di pembaringan. "Qohar!" Panggilnya dengan suara lirih."Ya Maknyak!" Nasinya kalo sudah matang, pindahkan ke bakul".ya".Ia dan neneknya menahan lapar sejak masih di balai desa. Qohar sore itu makan dengan lahapnya, dengan lauk seadanya. Kesederhanan hidup yang ditanamkan Mbok Nah kepadanya, pelan dan pasti telah mengakar pada dirinya. )tak lupa setelah makan ia suapi neneknya. Namun hanya satu dua suapan yang sanggup memasuki kerongkongannya. Lambungnya yang terasa perih dan melilit. Selebihnya di geleng-gelengkan kepalanya, karena tak sanggup lagi menelan walau hanya sesuap nasi. Mulutnya terasa pahit, makanan yang telah tercecap di lidah serasa seperti racun. seakan-akan jasadnya tak mampu lagi menyokong kegetiran hidup. Begitu berat permasalahan hidup yang ditanggungnya hingga hilang gairah, semangat hidupnya serasa memudar bagai kapas di hempas angin. Ia tak lagi doyan makan meski telah berusaha untuk menelannya. Namun tetap saja serasa mau muntah. Masih teringt segar dalam ingatan, kiamat kecil di balai desa. Trauma, pikirannya terus di hantui rasa takut, tak lekang dari ingatannya, bagaimana dirinya di cerca pertanyaan oleh empat orang yang seolah-olah hendak menerkamnya. Di lecehkan seperti anak kecil, dan di sekap dalam ruangan kosong yang lebih pengap dan kotor dari kandang sapi. Seumur hidup, baru kali ini ia mengalami nasib yang amat perih. Di banding ujian-ujian hidup yang sebelumnya. Kini dirinya seperti mendiami jiwa yang kosong, menyelami ruang hampa dan melangkah tanpa arah. Dunia tak lagi menampakkan warna. Dan hanya satu yang senantiasa merapat di kepalanya. Yaitu rasa takut.. Keimanan di dadanya serasa runtuh, lalu menjauh dari dalam dirinya. Peristiwa di balai desa membuatnya sakit lahir dan bathin. Iaseperti tak mampu lagi menahan beban pikiran yang menderanya. )Malam itu Qohar tidur disampingnya,menemani tidur sambil memijiti kaki dan tangannya. Pijatan Qohar yang lembut tak mampu mengobati kegundahan hatinya. Kedua bola matanya yang sayu membiru sulit terpejam, meski telah berusaha ia pejamkan. Ia hanya pura-pura tertidur kala Qohar memijitinya. Sampai akhirnya Qohar tertidur pulas disampingnya. Di tengah malam kedua bola matanya masih liar dan sulit untuk di takhlukkan. mata sebagai cerminan jiwa, penyibak sebuah rahasia, pembuka tabir yang terangkum dalam kalbu. seakan ikut merasakan beban pikiran yang terlampau jauh bersarang di kepalanya. Semua itu tak mudah untuk di lupakan. Sesakit dan seberat apapun permasalahan hidup yang melilitnya. Seringkali dengan mudahnya terlupakan, paling jauh permasalahan itu hilang setelah bangun tidur. Tapi kali ini tidak, belenggu terus membayangi jalan pikrannya. hingga fajar menyingsing mb tak bisa tidur.dg nafas tersengal2 ia mencoba utk mengingt kalimah tuhan. ia sebut asma2allah.qoh har bangun har mb membangunkan sambil membelai keningnya.qohar terbangun dari tidurnya.di rabanya jari jemari dikedua tangannya teras panas.kedua tangan mak panas sekali maknyak tdk apa2kan.aku tak apa2tapi )aku takut kalau suatu saat jal menjemputku..maka dari itu jangan kau hiraukan. cepat ambil air wudzu dan laksanakan shalat.ya mk.selesai sholt tak lupa ia panjtkn doa sebisanya meminta dan mengharapkan kesembuhan neneknya. qohar kamu sudah shalat. sudah.sekarang buka pintu dan jendela dapur beri makan ayam2nya dan jangan lupa beri makan kura2mu.setelah itu nenek buatkan bubur..tanpa menunggu komando, berlandaskan keprihatinan qoh dg cekatan membuka pintu dan jendela lalu memberi makan ayam dan kura2nya kemudian ia mulai mengumpulkan bahan2utk membuat bubur.makn kelapanya habis?masih satu butir di dlm ember.ya.persedian kayu di dapur tjnggal sedikit hanya beberapa ranting.ialalu kebelakang rumah mengambil kayu bakar.di belakang rumah ia tertegun menerawang ke tas pucuk ranting pohon bambu yang menaungi rumahnya. ia mulai khawtir dg kesehatan neneknya yg tak kunjg sembuh di tambh lagi keadannya yang sudah tdk sanggup lagi menelan nasi dlm bentuk utuh. jalan satu2nya adl dg mengolah mjd bubur nasi. sehingga memudahkannya utk bisa di telan.krn bentuknya yg lebih lembut. setelah orang yang senantiasa mencurahkan kasih sayang secara tulus pdnya kini keadaannya terpuruk, tak berdaya. ia jadi lebih menyadari, memahami arti hadirnya seorg nenek baginya.yang selalu setia dg tulus dan pneuh kesabaran merawat, mendidik dan membesarkannya. )seandainya semenjak dilahirkan tak ada org yang sudi merawatnya. akan mjd apa dirinya kelak.atas semua kebaikannya ia berjanji kpd diri sendiri kan merawat neneknya dg segenap tenaga dan kemampuannya.ia ingn membalas ketulusannya yg selama ini di curahkan hanya kpd dirinya.tak ingn berlarut2 dalam kesedihan dg cekatan diambilnya kayu satu persatu.
Belum genap dua hari peristiwa balai desa itu. kini beritanya telah tersebar luas hingga kepelosok-pelosok kampung. gaungnya terdengar dimana-mana. Seperti lautan luas yang kejatuhan rembulan, pelan dan pasti gelombang ombak menjalar menyambangi daratan. Dari mulut ke mulut, kesimpang siuran kabar mengenai Mbok Nah kian meluas, Tersiar kabar Mbok Nah mulai berani melawan pemerintah desa karena ada yang mendalangi. Tersiar kabar pula Mbok Nah membantu pengusaha china di dalam upaya menguras sumberdaya alam yang ada, dengan menguasai tanah ulayat warga kampung setempat. Jika semua itu terjadi, dikhawatirkan akan mengganggu kearifan lokal yang telah lama mengakar dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari warga kampung. Apabila kearifan lokal, sebuah tradisi yang membudaya kian tercerabut dari akarnya, maka bukan tidak mungkin akan hilang mata pencaharian penduduk kampung. Begitulah satu gambaran kekhawatiran warga kampung yang semakin menjadi-jadi. Semua itu sengaja di hembuskan oleh sebagian orang yang tak menghendaki adanya penguasaan lahan oleh orang asing. Belum lagi kabar-kabar yang melenceng lainnya.Kabar yg berhembus dari mulut ke mulut itu tak lagi utuh. Dari satu orang kepada yang lain selalu di hiasi dengan bumbu penyedap. Atau bahkan tidak jarang dari berita itu sengaja ada yang mengurangi ataupun menambahi isi pokok dari berita itu.Dari mulut kemulut, berita itu menjadi topik yang hangat untuk di perbincangkan oleh ibu-ibu di warung, di kebun dan juga di sawah yang tengah mulai musim tanam. Kabar yang tak jelas juntrungannya itupun sampai ke telinga KH Idris, pemimpin pondok pesantren Attaubah. sekaligus pembina dan pengasuh sebuah majlis taklim. seorang Kiai yang sangat kuat berpegang teguh pada Al qur'an dan Hadits, teguh pendiriannya dan keras penerapan sistem pengajarannya, tetapi kiai yang tak pernah meninggalkan jubah itu sangat menjunjung tinggi dalil naqli meski keponakannya sendiri kiai ubaidillah seringkali meributkan masalah muhammad dg pamannya abu thalib.kenapa muhammad tdk bisa mengislamkan abu thalib, pamannya sendiri? di majlis taklim attaubah Mbok Nah mengaji dan menuntut ilmu selama ini. Di kampung itu, peran kiai melebihi peran pemerintah. Setiap kali ada permasalan yang mencuat. Peran seorang kiai selalu di elu-elukan. KH Idris sebagai seorang ulama' yang selalu menjadi jujugan masyarakat. Merasa berkewajiban memberangus hal-hal yang berbau subhat, apalagi perkara yang jelas-jelas dilarang agama. Baginya, Amar ma'ruf nahi munkar adalah suatu keniscayaan. Harga mati yang tidak bisa di tawar-tawar. Setelah mengetahui adanya desas-desus penguasaan lahan oleh orang asing, dari selentingan warga yang tak menghendaki adanya monopoli yang di dasari kesalah pahaman. Tanpa menunggu waktu lama, Kiai Idris mengerahkan sebagian santrinya ke balai desa, menuntut agar lahan yang telah di beli oleh pengusaha china, supaya secepatnya dibatalkn dan segera di blokir. Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tak cukup sampai disitu, di waktu yang sama Kh Idris mengutus dua orang santrinya menemui Mbok Nah. Dalam pertemuan itu dua orang santri itupun menyampaikan pesan yang berisi himbauan agar Mbok Nah tidak usah lagi hadir mengikuti pengajian majlis taklim yang diasuhnya. Karena telah dianggap mencemarkan nama baik majlis taklim. Majlis taklim yang diasuhnya sebulan sekali itu tidak menerima jama'ah yang mempunyai cacat moral macam Mbok Nah. Belum sepenuhnya sembuh dari sakit ujian hidup kembali datang bertubi-tubi. Kini seorang Kiai yang selama ini menjadi tempat berkeluh kesah, telah berbalik menyerangnya dari belakang.Ratusan santrinya dikerahkan untuk menolak apa yang telah menjadi angan-angannya selama ini.Dampak dari semua itu, muncul sentimen dan protes keras dari masyarakat. Oleh para tetangga, Mbok Nah di juluki sebagai orang tua berotak udang. Perempuan tua yang sudah tidak waras. Hanya beberapa tetangga yang terhitung jari memberikan dukungan atas jalan hidup yang di tempuhnya. Terasa berat beban pikiran yang di tanggung, di wajahnya masih tersimpan kesedihan yang dalam. Membendung penderitaan, tetapi tidak menampilkan dendam. Walau sakit dihatinya tak serta merta mudah untuk dihapus. Tetapi ia tetap berusaha menghapus memori peristiwa balai desa yang membuatnya sakit lahir bathin. Sakit hati yang tak akan pernah ada obatnya itu, hanya bisa di obati oleh virus, virus cinta dan tawakkal kepada Ilahi. Rasa sakit yang tak biasa itu, memperlambat proses kesembuhannya. Sakit lahir bathin yang di alaminya itu, membuatnya semakin bertambah gamang tentang kehidupan, tentang waktu yang tersisa untuknya. Bila di ukur dengan usia wafatnya Muhammad. Setidaknya ia telah di beri bonus Al khalik hingga beberapa tahun. Di usianya yang menginjak kepala tujuh, muncul kekhawatiran dalam dirinya, jika kelak suatu saat ia harus berpisah dengan ruhnya. Mencoba untuk merelakan sebuah perpisahan yang abadi. Di dalam bathin ia bertanya-tanya.Mungkinkah diriku memang sudah waktunya? Atau mungkin ini yang disebut penyakit renta? Berapapun waktu yang telah dijatah oleh gusti Aku harus bisa terima. Biarpun waktu yang ditorehkan untukku hanya tinggal beberapa hari. Tetapi bukan Aminah namanya jikalau Aku berhenti dari ikhtiar. Baskom cuci tangannya mana? pintanya sehabis menghabiskan stengah mangkuk bubur."Ya Maknyak sebentar!.kenapa tidak dihabiskan ? "Mulutku terasa pahit. "Kau sudah makan?belum lapar nyak! "Ambilkan uang di lemari, belikan bubur kacang hijau dua bungkus. Sekalian belikan pil rematik dan flu tulang dua kaplet. Kedua kakiku terasa ngilu. "Tadi saya mau mencuci tapi sabun cucinya habis."Ya sudah! kamu belikan sabun cuci sekalian. Setelah bubur kacang hijau didapat ia mampir ke rumah Bu Maryam untuk membeli obat dan sabun cuci. Dalam waktu yang bersamaan seorang ibu muda yang tengah belanja di warung Bu Maryam menanyakan keadaan Mbok Nah kepada Qohar. "Kata Bu Mirna kemarin, nenekmu sakit. Bagaimana keadaannya sekarang? sudah sembuh?" Belum." "Sudah lama sakitnya?. Baru dua hari. "Kapsulnya tidak usah bayar!."Nanti saya di marahi maknyak. "Sudah nggak apa-apa. Lha wong nenekmu sakit kok masih banyak bertingkah. "Terima kasih bude. Malam mulai menampakkan wajahnya, rembulan yang pada waktu siang bersembunyi di balik awan kini waktunya menampakkan diri. Sekumpulan kelelawar mulai keluar dari lubang pada ruas-ruas bambu di setiap teras rumah. Sebagai suatu pertanda waktu maghrib telah tiba. Kearifan alam hadirkan pengetahuan yang bermetamorfosa menjadi sebuah tradisi. Anak-anak dengan busananya yang rapi mulai menyandang kitab suci, lalu dengan indahnya anak-anak melafadkan kalam ilahi. Kalimah-kalimah yang selalu selaras dengan berbagai zaman itu, takkan pernah bisa dinodai hingga dunia di gulung. Setiap hari setiap minggu muncul tunas-tunas baru al khamil di seluruh penjuru dunia. Yang senantiasas mengawal dan menjaga kesuciannya.Ayam, kambing, dan ternak-ternak lain telah masuk kandangnya masing-masing. Burung hantu, mahluk tuhan yang unik, yang bisa memutar lehernya hingga seratus delapan puluh derajat, mulai mengasah ketajaman indera penglihatannya dengan sorot matanya yang kaku seolah tak bisa bergerak. Seandainya seseorang memperhatikan sorot matanya maka akan tersipu malu, ia akan meringis di buatnya, siapapun orangnya. Karena sorot matanya yang tajam terus memaku seperti sedang berakting. tapi aktingnya keterlaluan, mampu mengalahkan rekor hingga berjam-jam lamanya. Menanti dan terus menanti datangnya mangsa. Begitu mangsa datang secepat kilat burung itu menyambarnya.Selepas waktu Isya', para tetangga dengan beberapa anaknya datang menjenguk Mbok Nah. Malam itu Qohar sedikit sumringah, para ibu-ibu secara sukarela membagi tugas masing-masing. Ada yang membantu merapikan tempat tidur, melipat baju, memijiti, dan memasak air. Adapula beberapa ibu yang sengaja datang untuk menghibur dengan banyolan-banyolannya yang khas. "Lho setelah di pijiti kok malah sekujur tubuhnya makin terasa dingin bagaimana ini?. Wah jangan-jangan... ah kamu menakut-nakuti saja. "Lha wong tubuhnya makin terlihat segar gitu kok. ya mbok ya? Lha mukamu kenapa?kok coreng moreng. habis masak ya?" "Masa iya lha wong saya mau kesini ya bedakan dulu" sambil mengelus-elus pipinya. yang mana sih. "Itu lhoo itu. jari telunjuknya mengarah lurus."Mana? ngaco kamu. "Lhawong kamu di kibuli kok.sudah tua kok gampang di tipu."Mbok sarmi... Mbok sarmi. Mb sampeyan ini sudah tua.banyak2 istirahat. wes pokoe tenangkan pikiran perbanyak dzikir biar cepat sembuh. wes pokoe sing sabar mb .jangan lupa makan makanan yg bergizi. kok makannya cuma bubur mbok yao di belkan sate atau ayam goreng gitu lho. uang banyak kok pengiritan.gerutu mb ni............malam semakin larut para ibu satu persatu pamit pulang. dari para tetangga mendaptkn banyak buah tangan.diantaranya berupa roti, mie instan, sate ayam, lontong pecel, keripik singkong hingga kacang rebus. dengan senang hati qohar membuka dan mencicipi sebagian oleh dari para tetangga tanpa harus menunggu perintah dari mb.melihat aksi cucu satu2nya guratan2kecil di wajahnya menyiratkan kebahagiaan yang tak ternilai.sumringah melihat qoh makan roti coklat belepotan.ingatannya melayang jauh ketika qoh masih lucu2nya teringat tingkah polah qoh sewaktu gagal menangkap anak ayam. berebut lauk dengan kucing sewaktu ditinggal dirinya mengambil air minum.sewaktu ingin belajar makan sendiri lalu di tinggalnya dan belum lama di tinggal nasinya tumpah lalu buru2 di tutupinya dg debu. pd hal waktu itu mb melihat semuanya. teringat pula di saat ia membuatkan titilo jago tilo buatnya. qoh gembira bukan main saking gembiranya kakinya kesandung dan terjatuh lalu menangs.begitu mudahnya tawa itu mjd tangis.makn kok malah bengong.mak tdk makan tidak tapi lapar. qoh coba kamu lihat plastik merah itu isinya apa. makn mau tau suapin yamaknyak. isinya ap?ayam goreng. jangan kau makan ya ?buang saja atau berikan sama kucing .lho kenapa? barang itu tadi di berikan dg setengah hati . itu artinta pemberiannya tdk ikhlas.kamu tau kan maksudnya? qohar diam. jika kamu pengen nanti beli sendiri. telah beberapa hari mb tidak mengunjungi sawahnya krn keadaannya belum pulih benar. sewaktu dirinya masih sehat setiap hari setiap waktu ia habiskan hari2nya hanya untuk di sawh. jarang sekali ia menghabiskan waktunya untuk ngobrol hingga berjam2spt kebanyakan org kampg pd umumnya. sebelum ia kembali terjun ke sawah ia ingin memastikan jika dirinya sudah benar2 sembuh.di kedua kakinya masih merasakan ngilu dan pegal2 ..padahal setidaknya sehari sekali sawahnya harus terairi agar bisa mendapatkan hasil yg di harapkan.tidak ingin sawahnya telantar dan mengering begitu saja mb menyuruh qohar ke sawah. mengambil jatah pengairan..qohar...kamu ke sawah mengambil jatah pengairan.nanti kalau ada yg melarang bilang saja sudah berhari2 belum dpt jatah.jangn sampe tdk dpt soalnya mungkin sekarang swahnya sudah kering.ya mak.di sawah ia bertemu ibu2yg tengah menyiangi rumput di sawah tetangga. mereka bercuap-cuap ria dan saling mengungguli satu sama lain. suasana rame mengisi hari2 di persawahan. tak jauh dari tempat itu adalagi sekumpulan ibu2 yang juga tengah mengobrol dg sesekali di selingi tawa yang secara tidak langsung telah mjd sumbersemangt tersendiri. tanpa di sadari waktu terus berjalan dan tanpa terasa pekerjaan selasai lalu pulang begitulah orang 2kampung mengisi hari2nya. tidak terlalu sulit untuk mendaptkn jatah pengairan.krn sawah2di sekitarnya telah terairi.air yang melimpah itu ia arahkan begitu saja kesawahnya.yang mengairi kok kamu? mbhamu ke mana? di rumah sedang tdk enak badan. mbahmu katanya sakit ya?kebanyakan uang kalii?candanya..sakitnya sakit apa. hanya ngilu di kakinya.ooh kena rematik mungkin..biasanya klo kebanyakan uang yang sakit itu kepalanya krn pusing mau di kemanain ntu uang.tapi klo kakinya apa dibuat mikir?kamu ini ada2saja.Tidak ingin ikut hanyut dalam obrolan ibu-ibu itu. Qohar pergi menjauh memperbaiki dan mengecek saluran air sambil menyiangi rumputan liar di sela-sela tanaman padinya. Biasanya pekerjaan itu dilakukan sambil menunggu ratanya permukaan air. Di sepanjang guludan rumput-rumput liar dan ilalang di bersihkan dengan rapi.samar-samar tanpa di sengaja, masih terdengar pembicaraan ibu-ibu tadi. Semenjak kedatangannya ke sawah pelan-Pelan mereka menggiring dan mengalihkan topik pembicaraan ke masalah neneknya.Di bawah terik panasnya mentari yang kian menyengat, tak menyurutkan para ibu untuk terus bergosip bahkan terasa semakin asyik. Ada semacam rasa puas dan bangga menghinggapi hatinya apabila mengetahui berita itu secara mendetail. sekaligus sebagai hiburan untuk upaya keluar dari keadaan yang menelikungnya terkungkung oleh rasa jemu, keram dan pegal-pegal di sekujur badan, ketika mulai memasuki waktu dzuhur. Waktunya ngaso untuk melepas lelah. Mereka seperti terhibur,dan seolah terobati akan sebuah candu yang telah lama mengakar dan bersarang di kepalanya. sambil menyiangi rumput para ibu2 bergosip ria.sementara qoh semakin asyik pula dg dunianya sendiri. mengairi sawah sembari menyiangi rumput. lalu sesekali pergi kesungai dan nyebur dg gaya sirkusnya.kayaknya memang sudah cukup lama ya mb nggak ke sawah.mungkin sakitnya sudah ada seminggu.semenjak dia dari baled esa banyak orang yg semakin benci padanya.mbakyu tak bilangin jangan bilang ke orang2ya?kabarnya mb itu sudah tdk di perbolehkn ngaji di majlis taklim asuhan pak yai idris.krn bisa mendatangkan aib.sama artinya dia mencemarkan nama baik pak yai.sampai2 kata mb yang ikut pengajian kemarin pak yai berpesan pada seluruh para jamaah.agar supaya berhati2 di dalam bekerja, bertindak maupun bersikap. jangan menjadi manusia yang kebablasan.jang sampai mjd mbok nah yg kedua kali. yang lurus2 saja gitu lho. katanya mb cuma jadi makelar tanah?makelar sih makelar tapi buktinya kan kayak gitu.masa tidak ada yang mendalangi. sakitnya mungkin adab dari gusti. adzab kepalamu lha wong mb itu katanya bela2in ke bale desa demi wong cilik.dia protes aturan dari pak carik yang katanya berubah2.aku denger2 sih katanya mb itu menempelkankertas entah isinya apa gitu lho.di bale desa sehingga memancing amarah pem desa.bukan begitu tapi yg jelas menurutku mb itu cuma negur pem desa kan juga manusia yang juga rakus dan banyak salah.siapa lagi yang mau menegur atau mengungtkn pem kalau bukan masyarktnya. spt kita . benar apa tidak.aku saja setahun yang lalu waktu membukukan surat tanah yg di belakang rumah baru jadi kemarin itupun karena sering2 tak suap biar cepet kelar.sampai habis dua juta lho. apa semua itu harus dibiarkan terus menerus.?yah mau bagaimana lagi ya dimaklumi saja. la wong nyalon kades saja modalnya sudah ratusan juta. dari mana modal bisa kembali kalau bukan dari masyarakat.beberapa hari ini mb mjd bahan perbincangan entah itu di rumah, di warung, di sawh bahkan di berbagai tempat di majlis taklim.kini Qohar telah terbiasa mendengar neneknya diperbincangkan. tak ada lagi rasa heran maupun kaget mendengar pembicaraa-pembicaraan konyol tentang neneknya. selesai mengairi sawah ia langsung pulang tak lupa di setiapa jejak langkahnya, di sepanjang perjalanan ia sempatkan diri untuk memunguti kayu2kering. tanpa terasa semakin banyak kayu bakar yang di dapatnya. dengan tergopoh2 ia membawanya dengan sesekali istirahat di bawah rimbunnya pohon asem.di waktu yang sama tak jauh dari tempatnya beristirahat. terparkir sebuah mobil jazz.salah seorang penumpangnya datang menghampirinya.sejenak ia teringat beberapa hari yg lalu. sewaktu rumah neneknya di datangi dua orang tamu asing yang tdk begitu di kenalnya.ia seperti mengenali wajah orang yang mulai mendekatinya. namun ia tak mengetahui siapa orang itu.memang itu orang nya.salah seorang yang menunggu di pintu mobil setengah berteriak. hai bocah bagus kamu cucunya mb ginah bukan? ya pak.di mana dia sekarang.di rumah masih sakit, kemarin sewaktu nenek pulang dari balle desa badannya langsung panas demam.nenek di hukum di bale desa.ehmmm.ya sudah jangan bersedih. ayo ikut sekalian.taruh kayunya di atas bak. kita ke rumahmu.simbah sudah tau mengenai tanah kapling yang kami beli kemarin sekarang telah di blokir.ya tahu. saya mohon maaf saya tdk bisa berbuat apa2 kata sarmi kemarin tanah itu sudah di palangi kayu.saya tdk mengira kalau akhirnya di tutup spt itu. aku sama sekali tdk mengerti.oke kalau simbah tdk menegrti.tapi setidaknya mbah tahu jika tanah itu bermasalah kan?lalu kenapa tdk terus terang saja dari awal. sehingga kami dari pihak perusahaan yang merugi.anda tidak sekongkol kan?tolong jawab dg jujur mbah? air matanya meleleh.aku benar2 tdk tahu dg semua ini.aku lebih tidak mengerti kenapa mbah bisa di hukum di bale desa?bagaimana semua itu bisa terjadi?mb bisa berbagi kepada kami perihal kejadiannya ?sehingga bisa sampai di hukum.tidak saya tdk di hukum.saya hanya ditahan, di kurung beberapa jam.lalu mb bertutur tentang peristiwa itu hingga tuntas.kok di photo segala untuk apa?wong sudah tua gigni kok.mbh perusahaan kami selain mengelola pabrik kertas juga mengelola media cetak dan rencananya tahun depan perusahaan kami. akan merambah di bidang pengolahan hasil perkebunan di lima wilayah di indon.dan jangan salah temansaya yg memotret ini selain mempunyai pekerjaan sbg konsultant juga merangkap sebagai seorg wartawan, spesialis ilmu pengetahuan dan informasi.mbah tahu itu? yaah aku hanya org kampung.oh ya mbh kami baru saja meliput sebuah insiden pembunuhan di desa sekar tak jauh dari kampung ini.sebelum kami meninjau bakal lokasi proyek yang tengah di blokir itu.simbah belum tahu kan kabarnya?aku malah tdk tahu pada hal desa sekar itu tetangga kampung ini.kejadiannya tadi malam seorang istri di bakar suaminya sendiri di belakang rumah. awalnya warga menyangka pelaku pembakaran sedang membakar sampah karena di jumpai banyak kertas kardus dan kertas folio di sekitar lokasi pembakaran. pagi harinya warga kampung di buat geger setelah seorg pemulung menemukan jasad seorg wanita yang telah gosong di sekujur tubuhnya.kuat dugaan suaminya sedang stress berat krn tdk dilayani mlm itu.dari saksi mata seorg penjual jamu. sebelumnya pelaku memesan dua butir jamu kuat..masya allah. mengurutdada. hanya berselang dua hari kemudian. kisah pilu mb di bale desa lengkap beserta dua fotonya bersama qohar.terpampang di salah satu harian terbitan ibu kota.hari itu tak adasatupun warga kampung yang mengetahui perihal nongolnya mb dikoran.tetapi dari pihak bale desa hanya berselang setengah hari setelah peredaran. berita itu membuat pihak pem desa kebakaran jenggot.dengan cepatnya bola liar berita itu menggelinding ke segenap sudut-sudut perkampungan.di warung makan, pos kamling,aula, musholla maupun masjid.. melihat berita tentang kelakuan buruknya terpampang di media massa terbitan ibukota. darah pak lurah seakan ikut terbakar. baginya kewibawaannya kali ini tercoreng. di tampar sekeras2nya oleh pr renta yang tdk berdaya. mb sendiri semenjak berita mengenai profil dirinya diturunkan ia sama sekali tdk tau menahu. tapi ia harus mengalah kpd nasib. pihak pem desa menganggap semua ini adl permainan mb. baginya ini semua adl perbuatan fatal yang tdk bisa di maafkan. berita itu tak lebih dari mencemarkan nama baik desa. atas dugaan pencemaran nama baik mb kembali di gelandang ke bala desa.@⌐⌐belum sepenuhnya pulih dari rasa sakit yang menderanya.ia harus menelan kembali kenyataan pahit.berhadapan dg anjing-anjing yang kelaparan.. dihujani pertanyaan2 konyol yang seharusnya tidak pantas untuk di pertanyakan.kali kedua di tahan justru terasa lebih menyakitkan.tetapi karena kali ini dirinya lebih siap lahir bathin sehingga tidak terlalu menggoncang jiwanya. penahanannya kali ini tanpa ada kepastian kapan akan dilepaskan karena dari pihak pem desa menyatakan masalah yg kedua kali ini masih dalam tahap pengkajian.pada hal ntuk menunggu masalah di kaji ulang bisa saja dari pihak pemdesa mengulur2 waktu sebagi sebuah bentuk pembalasan.⌐qohar di usianya yang belum genap 10 th. harus mulai terbiasa bolak balik dari rumah ke bala atau sebaliknya. jarak yang lumayan melelahkan utk ukuran anak kecil seusia qohar.menjenguk saban pagi dan sore.mengantarkan makanan, paakaian dan keperluan lainnya.tiga hari berlalu . qohar tetap setia menjenguk neneknya di tahanan gadungan.diwaktu sore seusai pulang dari bale qohar kedatangan tamu yang mengaku sbg wartawan tempo hari, suatu kebetulan..⌐mbah ginahnya ada di rumah?tidak ada lagi di balai desa.karena kami terburu2 ini ada sedikit uang sbg ungkapan rasa terimakasih kami krn nenekmu mau meluangkan waktunya dg kami, untuk sekedar berbagi cerita dan peristiwa.oleh qohar uang itu diterima dg wajah memerah, matanya mulai berkaca2.lalu uang segepok itupun di buang dan tercecer di tanah.gara2 uang itu..... maknyak di hukum lagi..dasar anak kecil sombongnya selangit.apa maksudnya uang itu kamu buang.orang miskin yang tidak tahu diri.timpal yg lain.⌐tak ada kebencian atas hujamn kata2kasar yang dilontarkan pdnya. yang tergurat di wajahnya hanyalah wajah kepolosan anak kecil yang tengah di rundung duka. air matanyanya terus meleleh meski telah berulang kali ia menyekanya. maafkan saya ya bocah bagus, bukan maksudku utk menghinamu tapi kenapa uang pemberianku harus kaubuang ? rn photo yang beredar di koran itu maknyak kembali di marahi, dan sekarang masih di hukum di balai desa.ya tuhan kenapa bsa jadi begini runyam urusannya. yasudah kalau begitu. ⌐kamu sekarang ku antar ke balai desa, tapi kita tak bisa berbuat apa2 untuk nenekmu. kita tdk boleh gegabah hanya pihak yang berwenang yang berhak menyelidiki.biar nanti saya hub pihak yg berwenang agar segera membebaskannya.hari itu juga qohr diantar ke balai desa.dan hanya diantar sampai seberang jalan, tepat didepan balai desa.sebelum berpisah seseorang berpesan.nanti polisi akan datang dan membebaskan nenekmu.jangn kuatir nenekmu pasti akan baik2saja.krn hari ini kita ada meeting di kantor. insya saya akan datang kerumahmu untuk menindak lanjuti masalah ini.lalu merekapun pergi.⌐terimalah uang uang ini.
memasuki balai desa seperti memasuki sarang binatang buas. kalau bukan krn keterpaksaan mungkin takkan pernah sudi untuk menyambanginya.karena ketulusan cintalah ia memberanikn diri mengunjungi neneknya.di matanya para perangkat desa tak ubahnya seperti monsteryang menakutkan. seorang pergkt desa berkumis tebal dg mata melotot, mondar2layaknya setrika di depan kamar yg di huni neneknya. sementara di pojok ruangan ada empat orang yang tengah bermain kartu.tak sampai satu jam kemudian apa yang dikatakan pak terbukti. enam orang polisi mendatangi kantor kep desa dua diantaranya memakai baju sipil.selamat siang pak? ya siang. ada apa ini? kami dari kepolisian mendapatkan surat perintah penyelidikan mengenai adanya dugaan penyekapan terhadap seorg nenek. ini suratnya. belumlagi tuntas surat itu di baca seorg oknum perdesa berbadan kurus. menanyakan perihal siapa yang mengadukan masalah ini ke kepolisian.di dlm surat itu tanpa dicantumkan nama sebg pihak pelapor. tetapi data2 dan alamat pelapor telah di kantongi di kepolisian. pelapor atas nama mmmm bagaimana bisa masalah ini ditindak lanjuti tanpa adanya pihak pelapor?ini fitnah!siapa yang mencari gara2spt ini?.yang jelas ada yg melapor mustahil kami ditugaskan tanpa adanya perintah. bapak lihat sendiri, disini tak ada pa2 seperti yang di tuduhkan pihak pelapor.silahkan di cek kebenarannya kalau tdk percaya. seolah para pergkt desa sudah tahu apa yg seharusnya dikerjakan.tanpa harus membagi tugas masing2.salah seorg petugas memperlakukn mb dan qohr selayaknya atau mungkin bahkn seperti raja, di depan para polisi. setelah diperiksa memang ada seorg nenek di dalam. tetapi faktanyatdk berbanding lurus dg yang di tuduhkan. dari fakta yang ada seorg nenek beserta cucunya tengah makan dg lahapnya di sebuah kamar mirip gudang.. tidak ada bukti adanya penyekapan ataupun penganiayaan.nenek itu beserta cucunya kami temukan tengah luntang2 di depan baledesa.itulah ygmembuat kami iba dan kami beri makan seadanya. lagian nenek utu telah berulang kali memalukan pihak balai desa dg caranya yg mondar2 di depn bale desa. pantas saja makannya harus di gudang.dari cara.dan sikap para prangkt desa. rombongan polisi itupun memahami jika para perangkt desa tengah membela diri terutama cara2 musangnya itu terbaca dari keterangn yg terakhir.tercium gelagat aneh nan ganjil yang seharusnya tak di ambangkan ke permukaan.ya sudah kaau begitu sediakan kami makan siang kalau tak ingin di periksa lebih jauh. tanpa babibu salah seorang perangkt desa langsung bergegas menuju warung makan yg terltak disamping balai desa. selesai di jamu makan siang salah seorang polisi mengecek kembali keadaan nenek beserta cucunya di dlm gudang.
dikamar yg mirigudang itu mb dan qohar tengah makan buah jeruk, pemberian dari salah seorang pergkt desa . satu upaya pengelabuan. bersembunyi dibalik topeng kemunafikan.dg nada halus polisi itu lantas menanyainya.mbh kenal dg pt...?saya tdk tau apa2.punya saudara di pt ..? tdak punya. maaf seberapa luas sawah dan tanah simbah?untuk apa?saya hanya punya sawah dan kebun tinggalan.bukan begitu mbah. seandainya kalau masalah ini masuk ke ranah hukum dan berlanjut ke pengadilan maka bukan tidak mungkin sawah dan kebun simbah akan habis untuk membiayai pengadilan.sperti yang sudah banyak terjadi.siapa yang sudi membawa masalah ini ke pengadilan?ke kantor polisi saja aku tak pernah!.aku tidak mau masalah ini menjadi runyam, aku sudah tua, sudah capek harus berlama2 terkungkung degan kemunafikan.di usia tuaku ingin kuhabiskan waktuku di rumah bersama cucuku. aku ingin hidup tenang bersama cucuku.ya sudah kalau begitu simbah boleh pulang sekarang.tanpa berbelit2 mb dan qoh di ijinkan pulang.keesokan harinya gie datang memenuhi janjinya.ia datang bersama dua orang.seorang berkaos putih berbadan tambun dan seorang lagi berjas rapi dan bertopi untuk sekadar menutupi kepalanya yang pelontos.mereka datang dg mengendarai mobil bmw keluaran terbaru. dari dalam mobil pria tambun itu mengeluarkan beberapa bungkusan plastik warna hitam serta dua kaleng biskuit berukuran sedang.diteras rumah qh masih asyik menikmati pekerjaaannya, mengupasi pisang yang telah masak untuk bahan dasar pembuatan nogosari. rencananya nanti malam mb akan menggelar syukuran kecil2lan. pagi itu mb sudah tidak ada di rumah. ia pergi ke kebun mengambil keperluan dapur dan juga daun pisang.bgaimana kabar nenekmu ? ada di rumah, bukan? tidak ada nenek sedang ke kebun. bisa kau panggilkan sekarang? ya tunggu sebentar pak! terlebih dahulu dengan cekatan qoh membersihkan sisa kulit2 pisang yang tercecer untuk dikumpulkan lalu di buang di belakang rumah. belum sempat di tunaikannya perintah dari pak..mb sudah kembali pulang dg membawa bemacam barang bawaan. itu maknyak sudah pulang.katanya .maknyak ada tamu? kenapa tak kau suruh masuk?saya lupa! masih kecil kok sudah pikun.ini daun pisangnya jerang di depan tungku lalu jahe sama kunyitnya taruh di ember. silahkanmasuk pak? tadi malam cucuku sudah cerita semuanya. dan saya tidak tau harus ngomong apa.saya hanya bisa bersyukur jpd tuhan dan tidak lupa saya sangt berterima kasih yg sebnyk2 atas kebaikan dan ketulusan bapak2.alhamdulillah kini aku bisa kembali kerumah, dengan keadaan sehat wal afiat.sudah lupakan saja nek?biarlah itu semua mjd pelajaran hidup.lalu bagaimana nsib org balai desa?apakah mereka di tang kap.?aku tdk tau apa2 aku hanya di tanyaiseorang polisi seputar harta bendaku sebelum di ijinkan pulang.sementara org2baledesa membiarkanku pulang bersama cucuku begitu saja.sebelumnya cucuku melihat mereka makan bersama di aula depan dan di waktu yang sama kami juga di beri makan ditambah pemberian sesisir pisang raja dan jeruk beberapa buah.tapi pak biarlah mas ini cukup sampai di sini. jangan di besar2kan apalagi di perkarakan aku sedih melihat masalah kriwikan menjadi grojogan.aku melihat ini semua penuh dg persekongkolan dan kesewenang2ngan dari segelintiran orang yang sengaja menghalang2ngi niat tulus kita. sehingga lahan bakal proyek yang telah kami beli dg sah mjd terbengkalai karena keputusan sepihak dan ini sama sekali tdk adil..apabila masalah ini di lanjutkan apa yg harus di takutkan. kita tdk perlu takut tak ada yg perlu ditakutkan dlm masalah ini. bahkan kpd siapapun juga termasuk pejabat bangsat itu.kita tdk boleh takut kecuali hanya kpd allah.begitu fasih kau melafadzkan kalimah allah, bukankah kau dari etnis tiongkok.bukan aku bukan org tiongkok aku keturunan betawi tulen. hanya saja mungkin sejak kecil saya di rawat dan dibesarkan oleh org tio sehingga aku mirip spt org tio.kata ayah angkatku dulu semasa aku terlahir aku tertahan di rumah sakit.krn ortuku tdk mampu membiayai biaya persalinan.ditambah lagi ibuku wafat sesaat kemudian setelah melahirkanku.mendengar kabar kasakkusuk mengenai ketidak mampuan ayahku di dlm membiayai biaya persalinan, seorang tetangga yang kebetulan dari etnis tiongkok membantu membiayai seluruh biaya persalinan.sbg bentuk penghormatan dan rasa terimakasih ayahku meminta kesediaannya untuk memberikan sebuah nama.atas pem nama yg berbau tio itu aku sangt bersyukur dan sama sekali tdk mempersoalkannya.tetapi saya justru sangt bangga krn itulah keadilan dari allah. dan saya paling tidak suka dg ketidak adilan.11 dan itulah sebabnya saya begitu mencintai org2tio dlm berbagai hal.ayahku bertutur. semenjak ayahku belum terlahir di kampungku memang sudah bermukim org2 tiongkok.dari klan....22 apakah ibu tdk melihat jika semua ini penuh dg ketidak adilan, kemunafikan? sebuah bentuk dari kedzaliman!!??ibu tdk usah khawatir biar nanti saya dan rekan yg akan atur semuanya..mb terdiam seraut wajahnya muram tertunduk lesu..hatinya seperti tersayat jika teringt kisah pilu bagaimana ia dilahirkan. ia teringat semasa ia di lahirkan dulu. ibunya yang pejuang tanpa tanda jasa itu bertutur.saat itu menginjak usia kandungannya genap sembilan bulan suasananya sedang gawat. rumah2 pemukiman warga pribumi di kepung para penjajah. pem kol belnda kembl melancarkan serangn secara besar2ran.serangn itu tdk hanya terfokus di daratan melainkan juga dari udara dan laut.benar2 keadaan sutu negara sedang genting2nya...di hari itu para tentara dan penduduk sipil banyak yang terperangkap di medan pertempuran. kampung2 rakyat sipil di kepung meski tempat perkam itu di lereng2gunung sekalipun. sebagian yg selamat dan berhasil lolos dari kepungn tentara kolonial lari tung langgang ke atas gunung._@⌐⌐tepat di tengah malam. bagaimana pedihnya perjuangan seorang ibu untuk bisa tetap hidup tak bisa dilukiskan hanya dg kata2.gie masih menunggu jawaban mb.apakah ibu sendiri tidak tau jika semua ini adalah bentuk kedzaliman atau bahkan mungkin satu bentuk penjajahan baru.?ibu tahu, dari zaman asu ra enak saya sudah terbiasa melihat dan mengalami sendiri , bagaimana susahnya mengurus surat2 tanah, bahkan jauh sebelum zaman orde baru.dari pihak bale desa selalu mempersulit, mengulur2 waktu hingga bertahun2 . tapi apa yang terjadi yang terjadi setelah aku mencoba untuk protes, sekedar ingin mengingtkan barang secuil.anda tau sendiri. apa yg kualami dan kurasakan kini.mulai sekarang ibu tdk perlu takut tak perlu khawatir biarlah dari pihak kami nanti yang mengurus semuanya.⌐siang itu warga kampung rakusan di buat geger. kantor kpl desa di grebek pihak kepolisian.kepala desa beserta para kroni2nya di tangkap dan di tahan.tak banyak yang tahu mengenai akar permasalahan itu. warga desa hanya bisa menerka2dg kejadian di hari sbelumnya kesimpangsiuran berita itupun tak dpt di elakkan,⌐kecurigaan mengarah kpd mb yang diketahui sehari sebelumnya ia di tahan. tak satupun warga desa yg tahu jika yang meperkarakan masalah itu adl pak gie. dalam sebuah perbincangan di handphone pak gie mengancam pihak kepolisian. ancaman itu tidak main2 apabila permintaan penahanan kades tidak diindahkan maka pak gie tdk segan untuk memberitakan ke publik perihal pembiaran dan kongkalikong dg pihak2 yg tdk bertanggung jwb . ke berbagai media...⌐sejak peristiwa penggerebekan balai desa pelan dan pasti mb mjd terkucil dari pergaulan.ia mjd sesosok mahluk yang terasing di keramaian.tak ada lagi tegur sapa yg merapat pdnya. satu2nya yang masih tetap bersahabt hanyalah alam. alam pesawahan diujung pematang.⌐________________
___à
Entri Populer
-
Menyingkap tabir PT BEST AGRO INTERNASIONAL, dari budaya kekerasan fisik dan penganiayaan berat hingga pelenyapan nyawa puluhan warga...
-
Prosedural pembuatan sim C di kab. Jepara Disini saya ingin men share pada masyarakat Indonesia umumnya dan wabil khusus masyarakat Jepa...
-
Surga Dunia Usianya mulai senja, warna perak menyepuh hampir seluruh rambutnya. Kulitnya mulai berkerut di sana sini. Matanya mulai terliha...
-
Ameena Mengejar Keadilan Prakata Pertama-tama, aku sanjungkan segala puji kepada Allah Ta'ala. atas limpahan rahmatnya. ...
-
Jeritan Hati Ameena Sinopsis Tri Aminah seorang perempuan Desa yang telah lanjut usia yang masih memegang teguh tra...
-
Mengejar Keadilan Sinopsis Tri Aminah seorang perempuan Desa yang telah lan...
-
Di Kalimantan Tengah satu kepala manusia hanya di hargai 150,000 rupiah Manusia adalah makhluk hidup yang tercipta paling sem...
-
Mengejar Keadilan Sinopsis Seorang perempuan desa yang telah lanjut usia,...
-
Lirik Lagu DIDI KEMPOT - AKU DUDU ROJO Lyric aku pancen uwong sing tuno aksoro ora biso nulis ora biso moco nanging ati iki iseh duwe roso r...
-
Ameena Mengejar Keadilan Prakata Pertama-tama, aku sanjungkan segala puji ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda sangat berarti bagiku.meski kau hina sekalipun