Entri Populer

Jumat, 22 Oktober 2010

humor

Pagi itu Mbah Gimin sedang jogging di pagi hari seperti biasanya. Pagi itu ia sedang berpapasan dengan tiga orang cewek berpenampilan seksi. Sebenarnya Mbah Gimin ingin sekali mengingatkan tiga cewek itu, jika penampilannya itu bisa mengundang syahwat. Salah satu dari tiga cewek itu bahkan sengaja menyembulkan payudaranya keluar, sehingga terlihat hot and hot. Mbah Gimin pun menyapanya dengan ramah. )"Lari pagi neng?" sapanya sambil tersenyum cengar-cengir. "Iya Mbah!." Jawab tiga perempuan itu serempak. "Maaf ya neng!. Anunya ada yang kelihatan." sambil jari telunjuknya mengarah pada salah satu cewek tadi. )"Apanya pak?" tanyanya penuh penasaran. "Itu ??!" jarinya menunjuk secara abstrak."Bokongnya?" tanyanya lagi."Bukan!"jawabnya santai. "Yang ini?" Tunjuknya sambil menutupi payudaranya yang terlihat merekah."Bukan!" jawabnya lagi sambil geleng-geleng kepala. "Apa sih mbah?" tanyanya lagi dengan wajah geram. "Anu.... bajunya." jawab Mbah Gimin terbata-bata. "Emang kenapa?" "Nggak!??seharusnya neng nggak usah pake baju". jawabnya memberi solusi sambil cengengesan. "Jadi bugil doong?kayak kucing." sahut cewek yang lainnya. "Iya. Itu maksud simbah. Biar kayak pussy cat alias kucing garong".yayayaaa.

Di dalam kamar mandi di siang bolong, Mbah Gimin meresapi kenikmatan buang hajat. Pikirannya mulai melayang ke negeri antah berantah. Teringat sewaktu mudanya, ketika mengikuti sebuah seminar yang di hadiri oleh seorang menteri dari ibu kota. Bapak Menteri itu di undang untuk mengisi ceramah dan seminar, sekaligus mengisi acara reunian di sebuah perguruan tinggi, tempat masa mudanya dulu mengenyam bangku perkuliahan. Teman sekelas Mbah Gimin waktu SMA dulu. Acara demi acarapun dimulai. Tibalah giliran Pak Menteri mengisi acara. Dengan penuh percaya diri. Saking percaya dirinya yang tinggi dan meledak-ledak ia sampai lengah dengan bahasanya yang katrok. Semaksimal mungkin pak Menteri berusaha pede di depan para guru dan koleganya. Apalagi jika di tambah dengan jabatan yang tengah disandangnya kini. Walau sebenarnya ia sendiri merasa minder dan kikuk harus berhadapan dengan para mahasiswa, tamu undangan dan dosen-dosennya beberapa puluh tahun silam." Tak ada istilah mantan untuk menyebut seorang Guru." Tanpa babibu dan merasa sebagai orang penting. Dengan nada blak-blakan ia memulai pidato di tengah-tengah ribuan para hadirin. "Kepada para dosen yang saya hormati, Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya mulyakan dan para mahasiswa yang saya cintai tak lupa pula kepada semua para hadirin yang tak dapat saya sebutkan satu persatu. Kalau boleh terus terang, setelah saya berdiri di atas podium seperti ini. Kemaluan saya besaaar sekali..

Kontan para hadirin yang sebagian besar di isi oleh para mahasiswa berdemo dan bersorak sorai. Lalu pak Menteri penasaran dan balik bertanya. "Apanya yang salah?" Mbah Gimin sendiri langsung ngebayangin. Tatapan matanya kosong, menerawang jauh ke angkasa. Bertanya-tanya dalam bathin. " Segede apaaa anunya??.".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda sangat berarti bagiku.meski kau hina sekalipun