Pagi itu Mbah Gimin sedang jogging di pagi hari seperti biasanya. Pagi itu ia sedang berpapasan dengan tiga orang cewek berpenampilan seksi. Sebenarnya Mbah Gimin ingin sekali mengingatkan tiga cewek itu, jika penampilannya itu bisa mengundang syahwat. Salah satu dari tiga cewek itu bahkan sengaja menyembulkan payudaranya keluar, sehingga terlihat hot and hot. Mbah Gimin pun menyapanya dengan ramah. )"Lari pagi neng?" sapanya sambil tersenyum cengar-cengir. "Iya Mbah!." Jawab tiga perempuan itu serempak. "Maaf ya neng!. Anunya ada yang kelihatan." sambil jari telunjuknya mengarah pada salah satu cewek tadi. )"Apanya pak?" tanyanya penuh penasaran. "Itu ??!" jarinya menunjuk secara abstrak."Bokongnya?" tanyanya lagi."Bukan!"jawabnya santai. "Yang ini?" Tunjuknya sambil menutupi payudaranya yang terlihat merekah."Bukan!" jawabnya lagi sambil geleng-geleng kepala. "Apa sih mbah?" tanyanya lagi dengan wajah geram. "Anu.... bajunya." jawab Mbah Gimin terbata-bata. "Emang kenapa?" "Nggak!??seharusnya neng nggak usah pake baju". jawabnya memberi solusi sambil cengengesan. "Jadi bugil doong?kayak kucing." sahut cewek yang lainnya. "Iya. Itu maksud simbah. Biar kayak pussy cat alias kucing garong".yayayaaa.
Di dalam kamar mandi di siang bolong, Mbah Gimin meresapi kenikmatan buang hajat. Pikirannya mulai melayang ke negeri antah berantah. Teringat sewaktu mudanya, ketika mengikuti sebuah seminar yang di hadiri oleh seorang menteri dari ibu
Kontan para hadirin yang sebagian besar di isi oleh para mahasiswa berdemo dan bersorak sorai. Lalu pak Menteri penasaran dan balik bertanya. "Apanya yang salah?" Mbah Gimin sendiri langsung ngebayangin. Tatapan matanya kosong, menerawang jauh ke angkasa. Bertanya-tanya dalam bathin. " Segede apaaa anunya??.".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda sangat berarti bagiku.meski kau hina sekalipun